Kamis, 24 Maret 2011

bebek part 2

“Nah sekarang kan tuh kasus mulai redup ya, media pun ngga memblow up itu, jadi dosen gue ngga bahas itu lagi, aneh jadinya gue, gimana coba finalnya kasus itu.”Wandi menambahkan.
“Bang, nih coba lo liat, data statistik yang bisa kita pake buat kontrol.” Tiba-tiba Santo menyambung sembari memperlihatkan apa yang baru ia dapat dari hasil browsingnya.
“Kita liat dulu say, itu media apa, punya siapa?” sambung Jane
“Hahahaha” sontak semua tertawa terbahak-bahak. “Sekarang media saja sudah sulit untuk mengontrol, segala data bisa direduksi tergantung kepentingan yang punya.” Kata Fadlin.
“Kalo lo mau liat kelemahannya, coba lo cari tau yang jadi oposisinya” tambah Iska.
“Jadi mending gini aja, untuk press release gue percayain ke Jay, oke Jay. Ni nyangkut kelangsungan hidup peternak unggas, di daerah sini banyak peternak unggas kan? Kita bisa tampung aspirasi mereka, dan untuk ngehadang tuh pejabat yang anti rakyat itu, Ret, lo jadi korlap ya, sekarang kita kaji dulu isunya, ni isu seksi banget, enak buat dikaji, kena gitu. Nah sebelum dikaji ama univ lain, biar kita yang jadi pioneer. Gue yakin pasti media langsung lirik kita. Soalnya kita ngga tanggung-tanggung, minta pejabat itu turun.” Wandi semangat.
“Bang, apa ngga terlalu ekstrim tuh?” tanya Fadlin
“Ini sebagai reaksi kritis, banyak rakyat disana yang ngga tau apa-apa masalah ini, sekaligus kita ngasih tau mereka dengan cara kita biar mereka ‘melek’ dikit. Dan cari perhatian media, bukan pengen disorot jadi artis ya, haha, tapi biar media juga pertimbangin posisi mahasiswa juga ngaruh buat kebijakan, maksud gue biar pejabat itu ngga seenaknya bikin kebijakan yang nguntungin mereka doang tapi rakyat jadi korban.” Jelas Wandi.
Pesanan bebek datang, dibawakan oleh dua orang pelayan laki-laki, dasi kupu-kupunya sedikit miring ke kiri, mungkin karena sudah malam (tidak ada hubungannya). Lalu tidak lama kemudian es teh andalan cafe ini menyusul. Kenapa andalan? Karena ukuran gelasnya besar, mirip gelas bir di clubbing. Ukuran jumbo yang jadi obat kalo pas makan bebek keselek trus minumnya banyak, hahaa
Mereka menyantap makan itu dengan semangat, doyan dan karena lapar juga. Namun obrolan terus bergulir sambil santapan itu dinikmati. Diskusi anak-anak kementerian sosial politik berjalan santai nonformal, namun sarat akan aksi kritis sebagai mahasiswa yang bergerak aktif mengontrol pemerintahan. Salah satu yang menjadi semangat juang mahasiswa adalah peristiwa 98 yang sangat fenomenal itu.
“Ni bebek resepnya ditambah cengkeh kali ya, jadi agak pedes-pedes gimanaa gitu.” Fadlin berkomentar.
“Ngga juga, ni agak manis, pake madu kali, atau lo cukup liat gue kalo kepedesan and pengen bebek lo manis, hahaha” Reta menimpali.
“Gue aneh, ni bebek padahal dagingnya kagak gede-gede amat, dibanding ama ayam juga gedean ayam, tapi kok harganya diatas ayam ya?” Iska menambahkan.
“Bebek tuh lebih seksi cuy, lo coba ntar perhatiin kalo bebek lagi jalan, pasti pantatnya goyang kanan goyang kiri,hahha.” Jay ikutan.
“Oke ya semuanya, tinggal persiapan fisik aja buat action kita besok”
“Siipp”
Bebek selesai sudah disantap. Nama cafe cozzy itu sebenanya adalah Bebek Gosong. Entah kenapa si pemilik cafe menamakan itu. I catching mungkin dan mudah diingat.
Reta teringat akan Andra. Baru saja ia menerima sms Andra membeli bebek. Kawannya di belahan Indonesia bagian barat itu juga dulunya aktif dalam kajian strategis politik praktis. Dan kini ia bekerja di kantor bantuan hukum bersama seniornya semasa kuliah.
Ahh betapa simpelnya jika menghubung-hubungkan sesuatu. Dua kepribadian yang disangkut pautkan dengan kajian strategis bernama politik. Disamping politik ada juga kajian yang sama-sama menarik perhatian pada saat yang sama namun berbeda tempat. Yaitu kajian bebek. Dan lebih uniknya “kajian politik tentang kajian bebek di Bebek Gosong”. Bebek telah menjadi headline news yang hangat diperbincangkan dikalangan mahasiswa. Bebek, kau telah menjadi sesuatu yang kami perjuangkan juga.
2 hari kemudian, anak-anak sospol kumpul lagi, masih di Bebek Gosong. Iska membawa koran regional dengan headline ‘Bebek mampu menjadi primadona Jawa Tengah’ kemudian Iska berkata “Ret, lo masuk koran !”
Semua mata kawan-kawannya memburu koran yang baru dibawa Iska. Melihat gambar Reta sedang berorasi, spontan semuanya tertawa.
Smg-0.46-24032011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar