ANALISIS KRITIK SASTRA ALIRAN KRITIK SASTRA PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (PERSONALITY) DALAM NOVEL CHICKLIT CINTAPUCCINO
Nama : Yollanda Octavitri
NIM : A2A008051
Untuk Mata Kuliah Kritik Sastra Periode September-Desember 2010
JURUSAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2010
Novel berjudul Cintapuccino hadir sebagai oase di tengah pasir. Banjirnya novel-novel remaja yang sangat umum membuat terobosan chicklit digemari oleh sebagian besar pembaca novel, sasaran chicklit adalah wanita dewasa, setidaknya usia remaja keatas, sehingga pemikirannya pun sudah setingkat atau beberapa tingkat lebih dewasa dari remaja, sesuai dengan isi dari novel Cintapuccino.
Karya sastra merupakan bentuk dari ekspresi pribadi pengarang. Berbagai macam motif yang mendasari pengarang untuk membuat suatu karya sastra. Salah satu bentuk penciptaan dari cerminan ekspresi jiwa adalah novel. Novel memuat berbagai konflik yang kompleks dan melibatkan banyak tokoh. Begitu pula dengan solusi yang menjadi penyelesaian dari konflik yang dihadapi oleh tokoh dalam novel tersebut. Secara tidak langsung, novel memberikan gambaran solving problem dalam dunia khayalan, meski tidak jarang pembaca pun terinspirasi menyelesaikan masalah berdasarkan apa yang telah mereka dapatkan dari bahan bacaannya, salah satunya adalah novel.
Cintapuccino adalah novel chicklit Indonesia yang merupakan pioneer bagi dunia literasi di Indonesia. Setelah sekian banyak novel-novel yang bertebaran di Indonesia, baik teenlit maupun chicklit, namun keduanya berasal dari luar negeri atau dengan kata lain merupakan novel-novel terjemahan, bukan asli buatan orang Indonesia dan bukan bercerita dengan latar di Indonesia.
Secara garis besar, novel Cintapuccino menceritakan kisah Rahmi yang memiliki pujaan hati pada waktu SMA bernama Nimo. Nimo mampu membius Rahmi untuk mencari tahu segala sesuatu yang berhubungan dengannya, sampai-sampai Rahmi menamakannya Nimous Kronis. Karena saking mengkronisnya Nimo dalam hati Rahmi. Kekagumannya menjadi obsesi Rahmi yang mengkronis sampai 10 tahun kemudian. Selama 10 tahun itu, nama Nimo selalu ada dalam kamus hati Rahmi. Selalu mencari-cari informasi tentang Nimo. Namun tidak pernah ada balasan dari Nimo. Sampai akhirnya Rahmi dipertemukan dengan Raka, orang yang Rahmi anggap sebagai hadiah dari Tuhan yang sengaja didatangkan untuk mendampingi Rahmi. Nimo dianggapnya sebagai cerita masa lalu dengan segala kekonyolannya semasa SMA. Rahmi dan Raka sangat cocok dan hubungan mereka terjalin secara natural. Mereka merencanakan pernikahan. Namun di tengah-tengah rencana itu, Nimo datang ke kehidupan Rahmi dengan tiba-tiba. Dengan tanpa permisi pula Nimo menyatakan cinta kepada Rahmi dan memintanya menjadi istrinya. Ini jelas mengganggu Rahmi yang notabene nya ia akan menikah dengan orang yang ia sebut sebagai hadiah dari Tuhan itu. Raka yang idealis termasuk urusan cinta, meminta rencana pernikahannya dipikir ulang. Sampai takdir menjawab akhirnya Raka melanjutkan studi ke UK dan Nimo diterima dalam hati Rahmi melalui jalan yang tidak pernah terbayangkan. Jika diumpamakan, jalinan cinta Rahmi dengan Raka seperti kopi hitam, natural. Sedangkan jalinan cintanya dengan Nimo, ia namakan cappuccino, olahan dari espresso (ekstrak kopinya lebih kuat, sekuat yang membuat obsesinya mengkronis). Jadi bukan kopi hitam reguler, karena ada obsesi jadi ada manis, pahit dan semuanya. Rahmi menamakannya cintapuccino. Icha menggunakan perumpamaan cinta Rahmi dan Nimo sebagai judul dari novel chicklit perdananya; Cintapuccino.
Kritik sastra yang mencerminkan aliran terntentu, misalnya Kritik Sastra Baru yang dicetuskan oleh T. S Eliot dan Cleant Brooks, Kritik Sastra Marxis yang berkembang pada zaman komunis dengan tokohnya anggota Lekra seperti Pramoedya Ananta Toer, Kritik Sastra Merlyn yaitu kritik sastra yang berkembang di Belanda karena suatu majalah yang berjudul sama sebagai kritik otonomi seni yang bertumpu pada teks, Nouvelle Critique yang dicetuskan oleh Barthes, Kritik Sastra Psikoanalisis oleh Sigmund Freud mengenai ilmu batin yang dianalisis melalui kaidah yang ada dalam psikologi, Kritik Sastra Linguistik, Kritik Sastra Eksistensialis, dan Kritik Sastra Feminis yang membandingkan peran gender dalam pandangan kehidupan. (Yudiono. 2009: 47)
Menurut ahli Psikologi modern Florence Littauer dalam bukunya Personality Plus, karakter manusia dibagi menjadi 4 yaitu; Koleris, Sanguinis, Melankolis, dan Phlegmatis. Keempat bagian tersebut dapat dilihat dari caranya bersikap, gaya bicaranya, dan life style nya.
Koleris
Kepribadian Koleris Kuat memiliki ciri khas sifat Ekstrovert, Pelaku, dan Optimis. Emosi Koleris Kuat adalah berbakat sebagai pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, harus memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional bertindak, tidak mudah patah semangat, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, dan bisa menjalankan apa saja. Koleris Kuat Sebagai Orangtua memiliki sifat memberikan kepemimpinan kuat, menetapkan tujuan, memotivasi keluarga untuk kelompok, tahu jawaban yang benar, mengorganisasi rumah tangga. Koleris Kuat di Pekerjaan memiliki sifat berorientasi target, melihat seluruh gambaran, terorganisasi dengan baik, mencari pemecahan praktis, bergerak cepat untuk bertindak, mendelegasikan pekerjaan, menekankan pada hasil, membuat target, merangsang kegiatan, berkembang karena saingan. Koleris Kuat Sebagai Teman memiliki sifat tidak terlalu perlu teman, mau bekerja untuk kegiatan, mau memimpin dan mengorganisasi, biasanya selalu benar, dan unggul dalam keadaan darurat.
Orang yang memiliki kepribadian Koleris adalah orang yang teratur, pembawaannya tenang, pintar mengatur strategi, memiliki kemampuan analisis yang baik, berambisi, keinginanya harus dilaksanakan, kalaupun belum terlaksana, ia akan berusaha dengan cara yang lain, gigih mencapai sesuatu, berkharisma dan berkepribadian pemimpin. Tokoh Raka dalam novel Cintapuccino berkarakter demikian, seperti terdapat dalam isi kalimat yang keluar dari mulutnya dan cerminan sikapnya.
Raka dengan karakter Koleris.
“RAKA...Nimo ngelamar gue,” ceritaku di telepon keesokan harinya saat aku menelepon Raka.
“Oya...? How come?” seperti biasa Raka selalu tenang menghadapi berita seheboh apapun. Mungkin kalau aku tiba-tiba mengaku bahwa aku sebetulnya,mmm...misalnya, seorang biseksual dengan imajinasi nakal threesome bersama dia dan seorang Carmen Elektra sangat buatku bergairah. Raka pasti akan tetap setenang ini reaksinya. Ini ciri khas Raka, selalu menganalisa setiap keadaan dengan tenang. (halaman 163)
Seperti misalnya Raka ternyata sangat disiplin dan teratur. Jam berapa pun dia tidur, dia akan bangun tepat pukul 5 pagi keesokan harinya dan jalan pagi selama 30 menit-kebiasaan menyebalkan pada awalnya karena Raka kan menginap di rumah, jadi tidak ada alasan lagi untukku bangun siang. Padahal biasanya hidupku baru dimulai sekitar jam 7 pagi. Oya, Raka ternyata tidak pernah melewati acara berita pagi stasiun tv-nya dengan segelas kopi hitam (3 sendok kopi, 2 sendok gula). (halaman 194)
“Hon, kira-kira mungkin gak kamu ke BSM, cariin aku vitamin dong. Kan kemarin ngga dapet,” tambah Raka lagisetelah menyeruput kopi hitamnya. Aku sudah hapal racikan kopi kesukaan Raka: 3 sendok kecil kopi dan 2 sendok kecil gula. “Pahitnya pas,” kata Raka. Oya dia juga rutin mengonsumsi beberapa suplemen tambahannya seperti vitamin B kompleks dan suplemen kalsiuam. (halaman 197)
Hidup Raka teratur, terstruktur, semua terjadwal dan ia melakukan apa yang menjadi schedule nya dalam setiap harinya.
Oke, ini adalah teori Raka yang paling baru. Mister analis handal ini baru saja bilang bahwa pada saat Nimo menarik balik ucapannya mau melamar aku, itu adalah suatu babak baru bagi seorang Nimo. Nimo berbohong demi kebahagiaanku. Nimo berbohong karena akhirnya dia sadar bahwa sudah terlambat buatnya untuk masuk lagi dalam hidupku karena aku dan Raka akan segera menikah...jadi dia mengorbankan keinginannya agar aku dan Raka bahagia. Suatu tindakan yang bisa dibilang sangat tidak Nimo. (halaman 211)
Daya analisis Raka sangat baik, sehingga sikap yang diambil Nimo terhadap Rahmi dianggapnya sebagai cara halus Nimo untuk mengalah demi kebahagiaan Rahmi dan Raka. Namun ini berdampak lain terhadap satatus hubungan mereka ketika akhirnya Raka mengambil sikap untuk menunda pernikahannya, memberikan waktu untuk berpikir ulang karena semua butuh proses. Sikap yang diambil seorang berkarakter Koleris dalam menyiapkan segala sesuatunya harus secara ideal.
Selama ini aku pikir aku sudah cukup mengenal Raka, cowok yang menjadi calon suamiku itu. Kalau aku diminta mendeskripsikan Raka dalam lima kata aku akan memilih: idealis, humanis, penyayang, penyabar, dan broad minded. Mmm...kalau boleh lebih dari lima kata aku akan menambahkan kata ganteng dan sangat pintar. Tapi itu ternyata belum cukup mendeskripsikan seorang Danang Raka Soediro secara utuh. Aku harusnya menambahkan kata sangat untuk kata-kata itu, terutama untuk kata idealis. Bahkan untuk urusan cinta sekalipun ternyata Raka sangat idealis. Dan itu sangat sulit dimenegerti. (halaman 217)
Menurut tokoh yang langsung berhubungan dengan Raka, yaitu Rahmi, Raka sangat idealis, menurut jalan pikirannya jika ia harus berbuat demikian, akan dilakukannya. Itu merupakan sebuah penundaan yang bijak menurut Raka. Namun sikap Raka yang sangat idealis menurut membuat Rahmi merasa bahwa ia belum seutuhnya mengenal sosok calon suaminya itu.
Raka menggeleng. “Maunya sih begitu, tapi 2 tahun baukan waktu yang sebentar...nggak adil rasanya kalau aku minta kamu nunggu 2 tahun. Aku sekarang lagi kepengen serius di kerjaan, dan ambil kesempatan yang ada di depan mataku...I have to do this, Rahmi...aku harus berangkat....”
There he goes again. Raka dengan teori yang terbaik untuk semua orangnya! Kali ini aku kenal Raka...si ambisius yang gigih. Heran kenapa sisi ini ngga keluar untuk urusan cinta? Eh, sebetulnya keluar juga sih sisi gigihnya ini untuk urusan cinta, hanya saja bukan yang seperti aku harapkan. (Halaman 236)
Sisi ambisius dalam meraih kesempatan yang ada di depan mata. Tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, akan sangat berusaha untuk mendapatkannya. Gigih dalam berusaha, salah satu sifat baik orang dengan karakter Koleris.
Nimo pun memiliki karakter Choleris juga, sama seperti Raka, namun bedanya Nimo tidak setenang Raka. Nimo memiliki kepribadian yang orang lain sulit mengartikan dari sikapnya. Nimo memiliki caranya sendiri untuk menunjukkan sesuatu yang menurutnya tepat untuk dilakukan, seperti misalnya ketika ia menyatakan cinta kepada Rahmi, setelah 10 tahun Rahmi terobsesi dengan seseorang yang bernama Nimo.
Nggak Mi, ntar dulu...” Setelah itu justru Nimo yang dengan kedua tangannya membuat tanda time out, memintaku diam. “Oke, gini, jadi kenapa gue ketemu lo sekarang, karena gue pengen ngejelasin sesuatu...” Nimo menngantung ucapannya. Huh, orang ini doyan amat sih ngegantung sesuatu.(halaman 149)
“Bullshit! Nimo, lo ngga bisa main-main sama hal kayak gini...apa sih mau lo? Lo tiba-tiba nongol lagi di hidup gue ngajak kawin...apaan sih?! Perkataan yang terakhir tentang aku dan dia yang sudah lama saling kenal ini membuatku marah. Apa yang Nimo tahu tentang gue sih? “Gue pernah bilang lo keterlaluan...lo egois...ternyata lo emang kayak gitu ya! Apa sih maunya lo” (halaman 154)
Dari amarah Rahmi, pembaca dapat menangkap bahwa Nimo yang telah lama menghilang dari kehidupan Rahmi tiba-tiba datang dan mengajak menikah, padahal saat itu posisi Rahmi akan menikah dengan Raka. Nimo punya cara sendiri untuk menunjukkan maksud dan tujuannya, namun tidak semua orang dapat langsung menerima caranya.
“I think I love you,” terdengar suara Nimo pelan. “I've always been...tapi terlalu tolol untuk sadar semuanya sampai kejadian di Malia...” Mr Penggantung Kalimat itu kembali melakukan habitnya. Ekspresi Nimo terlihat beda, entahlah, tatapan matanya tidak sedingin biasanya. Ada sesuatu disinar matanya...sesuatu yang belum pernah aku lihat sebelumnya. (halaman 156)
Sulit bagi orang Koleris menyatakan cinta. Jika pun berhasil, itu dengan mempertaruhkan segala mental yang ia miliki. Ketika Nimo menyatakan cintanya terhadap Rahmi, pada saat itulah bukan logika yang menguasai dirinya, namun perasaan. Saat itulah sisi Melankolis Nimo menguasai dirinya. Hanya terhadap orang tertentu, pada Rahmi saja.
Melankolis
Melankolis adalah karakter yang mudah sekali tersentuh hatinya. Orang dengan karakter ini sangat meperhatikan kalimat atau omongan yang ia dengar, terutama mengenai dirinya. Sehingga jika kurang berkenan, orang dengan karakter ini mudah sekali untuk menangis. Melankolis Sempurna memiliki ciri khas introvert, pemikir dan pesimis. Emosi Melankolis Sempurna adalah mendalam dan penuh pikiran, analitis, serius dan tekun, cenderung jenius, berbakat dan kreatif, artistik dan musikal, filosofis dan puitis, menghargai keindahan, perasa terhadap orang lain, suka berkorban, penuh kesadaran dan idealis. Melankolis Sempurna sebagai orangtua memiliki sifat menetapkan standar tinggi, ingin segalanya dilakukan dengan benar, menjaga rumah selalu rapi, merapikan barang anak-anak, mengorbankan keinginan sendiri untuk orang lain, mendorong intelegensi dan bakat. Melankolis sempurna di pekerjaan memiliki sifat berorientasi jadwal, perfeksionis, standar tinggi, sadar perincian, gigih dan cermat, tertib dan terorganisasi, teratur dan rapi, ekonomis, melihat masalah, mendapat pemecahan kreatif, perlu menyelesaikan apa yang dimulai, suka diagram, grafik, bagan dan daftar. Melankolis sempurna sebagai teman memiliki sifat hati-hati dalam berteman, puas tinggal di latar belakang, menghindari perhatian, setia dan berbakti, mau mendengarkan keluhan, bisa memecahkan masalah orang lain.
Sanguinis
Karakter Sanguinis adalah karakter yang berkepribadian ceria, riang, suka bercerita dan tidak suka memendam semua perasaan seorang diri, juga kadang karakter Sanguinis terlalu over dalam menceritakan apa yang terjadi pada dirinya. Ciri khas kepribadian Sanguis adalah ekstrovert, membicara dan optimis. Kekuatan emosi Sanguinis Populer adalah memiliki kepribadian yang menarik, suka bicara dan berbicara, menghidupkan pesta, rasa humor yang hebat, ingatan kuat untuk warna, secara fisik memukau pendengar, emosional dan demonstratif, antusias dan ekspresif, periang dan penuh semangat, penuh rasa ingin tahu, lugu dan polos, hidup di masa sekarang, mudah diubah, berhati tulus, selalu kenakak-kanakan. Sangunis Populer di Pekerjaan memiliki sifat sukarelawan untuk tugas, memikirkan kegiatan baru, tampak hebat di permukaan, kreatif dan inovatif, punya energi dan antusiasme, mulai dengan cara cemerlang, mengilhami orang lain untuk ikut, mempesona orang lain untuk bekerja. Sangunis Populer sebagai Teman memiliki sifat mudah berteman, mencintai orang, suka dipuji dan menyenangkan (Littauer, 1996: 23)
Rahmi memiliki karakter Sanguinis yang ramai dan minoritas Melankolis. Melankolis timbul ketika ia sudah tidak bisa mengontrol dirinya untuk sesuatu yang menyedihkan, walau bagaimana pun ia seorang perempuan, seceria-cerianya, tetap memiliki sisi lemahnya yaitu air mata.
“Lin...lo tau nggak, gue seneng aja tadi jadi pergi ama Nimo. Lo tau nggak, gue mulai berpikir ternyata tujuan dari semua penantian, dan penasaran gue sama Nimo itu adalah untuk hari ini. Gue ngga pernah ngerasain sesiap dan semantap ini ngadapin Nimo...Maksudnya, gue nggak gamang aja, oh...ok, grogi awalnya doang, tapi that's it..itu doang, cuman awalnya doang...Sisanya, gue merasa pd-pd aja, nyaman nggak kayak Rahmi yang dulu..gue totally berubah...” (halaman 83)
Caranya Rahmi bercerita sangat ramai, ia ingin orang lain tahu yang sejelas-jelasnya tentang cerita yang ia utarakan. Pembawaannya yang ceria dan riang menajdikan gaya bicaranya santai dan mengalir sesuai apa yang pikirkan.
Aku lantas berdiri, “Lo tau nggak Mo, gue nggak tau lo amnesia atau nggak, tapi harusnya lo inget ini! Waktu lo kerja di Oklahoma dan gue kontak lo lewat email, lo pernah janji kalau pulang bakalan kontak gue...dan lo inget apa yang gue dapat? Gue nelpon lo waktu itu..dengan semua harga diri yang gue punya, gue telpon lo, gue ajakin lo pergi, dan lo kayaknya tertarik pun ngga...oke terus beberapa tahun lagi ke depannya, gue berhasil kontak lo lewat sms...gue ucapin selamat ulang tahun buat lo, yup, gue tahu tanggal lahir lo, 8 Agustus 1976. Terus beberapa bulan ke depannya gue coba sms lo lagi, lo bahkan ngga tahu kalo itu nomer gue, as if you didn't even bother to save it on your phone book. Gue tahu semuanya tentang lo, gue ikutin perkembangan lo, gue tahu lo pernah pacaran ama siapa aja, gue tahu semuanya...lo tahu kenapa? Karena gue terobsesi sama lo! Iya ter-OBSESI!!! Dan iya, se-PARAH itu! Tapi itu dulu...ada bagusnya kita baru diketemuin sekarang, karena sekarang gue udah bisa ngeliat segala sesuatunya lebih jelas. Jelas banget malah....”(halaman 211)
Orang Sanguinis kadang tidak bisa menahan emosi yang bergejolak dalam dirinya. Ia lebih memilih mengeluarkan emosinya pada orang yang membuatnya demikian dibandingkan menyimpannya sendirian. Karena pada dasarnya tidak ada kesulitan komunikasi untuk orang yang mempunyai karakter Sanguinis, mudah akrab, mudah bercerita, dan mudah pula meluapkan emosinya.
Mataku terasa panas sekali. Aku mulai menangis. Demi Tuhan Raka...kenapa sih kamu harus membuat semuanya jadi susah buat aku? “Raka...aku..aku justru selalu mikir kamu adalah hadiah dari Tuhan buat aku. Untuk sepuluh tahun obsesi aku sama Nimo..aku baru sadar kalau Tuhan sayang banget sama kamu...kenapa sih kamu bikin sulit buat aku? Kamu mau aku gimana?” Hatiku sekarang sedih sekali. (halaman 213)
Ketika Rahmi dihadapkan oleh suatu masalah yang menyangkut perasaan, hatinya terasa sangat sakit, sampai ia tidak kuasa menahan dirinya untuk menjatuhkan air matanya. Saat itulah sisi Melankolis sedang menguasai Rahmi, karakter minoritasnya.
Phlegmatis
Phlegmatis adalah karakter yang mudah mengikuti arus, bahagia menerima kehidupan apa adanya, suka mengawasi orang.
Dari ke 4 karakter utama, setiap orang biasanya memiliki 2 karakter yang dominan. Entah itu proporsinya mana yang lebih banyak tergantung dari sifat dan sikapnya dalam menyikapi hidup. Kadang satu sifat minoritas jarang terlihat pada kondisi umumnya, namun ketika ada suatu kondisi di luar kebiasaan, karakter minoritas seperti misalnya ketika sedih, sisi Melankolis dengan serta merta menghampiri orang yang berkarakter keras sekalipun.
Adapun pendapat mengenai novel Cintapuccino yang terdahulu sebagai berikut:
Nissha Dianty (29 September 2010)
Buku ini mengantarkan saya pada pengalaman masygul diri sendiri.... Lembar per lembar-nya membuat saya tak henti berkata..."ya ampun, ini gue banget!" Memendam cinta, tergila-gila, jatuh bangun, harapan, semua menjadi satu dalam mengejar seorang NIMO -seseorang yang kamu cintai diam-diam. Tentu saja pernah dirasakan sebagian orang, bukan begitu??? Icha berhasil meramu roman picisan yang khas anak muda.
Arif Azrul Umar ( 25 Januari 2009)
Apa yang terjadi kalo cinta lama bersemi kembali? tepatnya sih bukan cinta pertama, cuman rasa cinta dan penasaran yang sejak lama hilang, kini hadir kembali. Itulah yang dirasakan dalam novel ini, nimo, seorang kakak kelas waktu SMA, kini datang kembali, berawal dari korek api yang tertinggal di cafe, jalinan cerita jaman dahulu kini datang lagi... well, 3 dari 5 deh buat icha :)
Daharwiyanti ( 10Agustus 2008)
Sebenarnya cara penulisannya berantakan, ceritanya biasa pulak.. Tapi karena biasa itulah, rasanya dekat sekali :). Saya juga pernah punya seorang "lelaki obsesi" ketika seumuran Rahmi, tokoh utama buku ini. Saya juga pernah dengan tululnya melakukan hal2 gila seperti sengaja "beredar" di dekatnya, pura2 menelpon ke rumahnya, ikut kegiatan sekolah yang dia ikuti, dan seterusnya.
Dari ketiga pendapat yang penulis dapatkan dari salah satu blog resmi novel Cintapuccino, dapat penulis simpulkan bahwa rata-rata remaja SMA sampai usia 20-an itu memang memiliki pengalaman yang hampir sama dengan Rahmi, yaitu memiliki orang yang dikaguminya sampai-sampai mengkronis menjadi sebuah obsesi. Icha terampil memformulasikan apa yang rata-rata dirasakan oleh anak SMA ke dalam bentuk kalimat yang akhirnya terbitlah sebuah novel berjudul Cintapuccino.
Penulis pribadi berpendapat bahwa dengan membawa novel Cintapuccino ini, penulis terbawa dalam dunianya Rahmi, seperti ikut ke dalam kehidupannya. Narasi yang menggunakan sudut pandang orang pertama ini telah membius pembaca sehingga ketika membacanya seakan tidak bisa melepaskan novel ini sebelum selesai membacanya. Gaya bahasa Icha dalam mengekspresikan karakter tokoh di dalamnya sangat pas, tidak berlebihan, sehingga sesuai dengan sasaran chicklit. Cintapuccino termasuk jenis novel populer, karena hadir pada zaman modern dan bercerita tentang kehidupan populer salah satu kota besar di Indonesia dengan segala ciri khas yang ada di dalamnya.
Menurut penulis, kekurangan pengarang dalam menyusun novel ini adalah kurang mencantumkan arti dari kata-kata asing. Icha banyak menggunakan bahasa asing terutama bahasa Inggris. Kita posisikan pembaca bukan dari kalangan yang mengerti bahaa Inggris saja, jadi alangkah lebih baik jika novel dilengkapi dengan vocabulary atau kamus mini untuk terjemahan kata-kata asing yang pengarang gunakan dalam novel ini.
DAFTAR PUSTAKA
Pradopo, Rachmat Djoko. 1997. Prinsip-prinsip Kritik Sastra. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Littauer, Florence. 1996. Personality Plus. Jakarta: Binarupa Aksara
Rachmanti, Annisa. 2004. Cintapuccino. Jakarta: GagasMedia
Yudiono K. S. 2009. Pengkajian Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: Grasindo
Wellek, Rene & Austin Warren . 1989. Teori Kesusastraan (diindonesiakan Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar